Kamis, 18 November 2010

Jusuf Kalla : Yang Salah Kepercayaan Warga Merapi

Pengungsi Merapi. Tempo/Andry Prasetyo
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Banyaknya korban tewas dan luka akibat terjangan awan panas Gunung Merapi yang terjadi Selasa (26/10) petang kemarin, membuat Ketua Pusat Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla prihatin.

Letusan Gunung Merapi cukup banyak memakan korban, kata Kalla, karena warga seputar lereng Gunung Merapi tidak mematuhi aturan dari pemerintah untuk mengosongkan kawasan rawan bencana III di Gunung Merapi.

“Masyarakat mestinya mentaati aturan pemerintah. Jangan hanya mengacu pada kepercayaan dan pengalaman saja,” kata Jusuf Kalla saat menjenguk para korban yang dirawat maupun yang telah tewas di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta, Rabu (27/10).

Kepercayaan yang dimaksud JK itu karena warga masih mempercayai juru kunci Mbah Maridjan. Artinya, selama Mbah Maridjan belum turun dari Gunung Merapi , maka lokasi tempat mereka dinilai aman, sehingga mereka tidak perlu mengungsi. Padahal, lanjut JK, aturan yang ditetapkan pemerintah berdasarkan data keilmuan. Bukan pada ramalan.

“Memang ada yang salah. Ya kepercayaan masyarakat itu sendiri,” kata JK.

Status awas yang ditetapkan pemerintah sama artinya dengan penetapan status darurat. Sehingga ketika Gunung Merapi dinyatakan awas, maka masyarakat harus turun mengungsi dan menjauhi kawasan yang masuk rawan bencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar